Penulis: Robertus Benny
Dwi Koestanto
Dibaca 358 kali
Kamis, 14 Maret 2013 |
10:45 AM
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank CIMB Niaga Tbk meraup
pendapatan dari bisnis
treasury, khususnya dari bisnis valuta asing (valas). Per 31
Desember 2012, CIMB Niaga berhasil mencatat peningkatan fee based
income dari bisnis valas menjadi Rp 472 miliar. Jumlah ini melonjak
sekitar 170 persen, dibandingkan dengan perolehan di periode yang sama tahun
sebelumnya, sebesar Rp 175 miliar. Meningkatnya jumlah
nasabah serta kondisi pasar yang masih belum stabil, menjadi sejumlah faktor
pendorong peningkatan fee based income tersebut.
Direktur Treasury & Capital Market CIMB Niaga, M Fadzil, di
Jakarta, Kamis (14/3/2013), mengungkapkan, belum pulihnya kondisi Eropa,
yang ditandai dengan krisis utang dan defisit yang masih terjadi di sejumlah
negara Eropa, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi China, menyebabkan
pasar terus bergejolak, termasuk pasar valas. Dalam hal ini, perbankan
berperan membantu nasabah dan pelaku usaha untuk menyediakan likuiditas dan memperoleh nilai tukar
yang kompetitif, di tengah kondisi ketidakpastian tersebut.
Fadzil menjelaskan, CIMB Niaga merespon hal itu dengan
menyediakan sejumlah produk treasury unggulan bagi masyarakat yang ingin
melakukan transaksi konversi atau jual beli mata uang asing terhadap mata
uang rupiah dan mata uang asing lainnya. Produk treasury CIMB Niaga
melayani transaksi semua mata uang utama dunia.
Opini :
Adanya krisis
ekonomi Eropa dan memperlambatnya pertumbuhan ekonomi china mendorong perbankan
untuk membantu nasabah dan pelaku usaha untuk menyediakan likuiditas dan
memperoleh nilai tukar yang kompetitif. Dengan kondisi seperti ini dapat
memberi keuntungan bagi pihak bank dalam hal ini CIMB Niaga untuk meraih
keuntungan yang besar karena mengeluarkan produk treasury.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar